Bab Al I’rob Ihtisar Nahwu
BAB. II. AL I’ROB (الإعراب). Definisi Al I’rob. Berkata Imam Ibnu Ajurruum As Sonhajy: الإعراب هو تغيير أواخر الكلم لاختلاف العوامل الداخلة عليها لفظا أو تقديرا.
Artinya: Al I’rob adalah perubahan akhir-akhir kalimat karena perbedaan amil-amil yang masuk padanya baik secara lafadz atau taqir. Dari penjelasan di atas I’rob terbagi menjadi dua jenis, yaitu: I’rob Lafdziy dan I’rob Taqdiriy.
I’rob Lafdziy adalah tidak adanya penghalang untuk mengucapkan lafadz tersebut.
Contoh:
| 1. Hamid sedang bepergian ke Iraq. |
|
| 2. Saya melihat Hamid di depan madrosah. |
|
| 3. Saya mengunjungi Muhammad bersama Hamid. |
|
Lihatlah perubahan yang terjadi pada kalimat حامد pada contoh-contoh di atas! Yang pertama berharokat dhomma حَامِدٌ. Kemudian yang kedua manshub berharokat fathah حَامِدًا, dan yang ketiga majrur berharokat kasroh حَامِدٍ.
Maka inilah yang dimaksud perubahan pada definisi di atas.
Sedangkan I’rob Taqdiry adalah adanya penghalang untuk mengucapkan lafadz tersebut.
Contoh:
a.
| 1. Remaja itu telah datang. |
|
| 2. Saya telah melihat remaja itu. |
|
| 3. Saya melewati remaja itu. |
|
Perhatikan kalimat الْفَتَى ! pada contoh-contoh di atas الْفَتَى terlihat seperti tidak ada perubahan, namun sebenarnya kalimat itu berubah. Pada jumlah pertama الْفَتَى adalah marfu’ namun tidak terlihat dhommahnya maka I’robnya disebut muqoddar(ditaqdirkan) di atas alif karena adanya penghalang untuk mengucapkannya yaitu ta’adzur( udzur ). Demikian juga untuk jumlah yang kedua dia manshub namun muqoddar di atas alif, dan jumlah yang ketiga majrur muqoddar di atas alif.
Kata-kata seperti الْفَتَى disebut isim maqshur ( مقصور ) yaitu isim yang di akhir terdapat alif lazimah. Contoh yang lain adalah: العَصَا، الرِضَا dan lain-lain.
b.
| 1. Hakim itu telah hadir. |
|
| 2. Saya telah melihat hakim itu. |
|
| 3. Saya telah duduk bersama hakim itu. |
|
Perhatikan kalimat الْقَاضِي pada contoh-contoh di atas! Pada contoh 1 dan 3 sepertinya tidak ada perubahan. Namun sebenarnya berubah akan tetapi terhalang untuk tampak perubahan itu karena ada alas an yaitu tsiqol(berat). Namun pada contoh yang kedua tidak adanya keberatan untuk mengucapkan fathah, jadi bisa tampak karena mudah untuk mengucapkannya.
Kalimat-kalimat seperti الْقَاضِي disebut isim manqush ( منقوص ) yaitu isim yang di akhirnya terdapat ya lazimah. Contoh yang lain adalah: الدَّاعِي، الرَّامِي dan lain-lain. Isim maqshur ini yang tidak muqoddar I’robnya hanya pada saat manshub seperti pada contoh kedua di atas.
c.
| 1. Ibuku di dalam rumah. |
|
| 2. Saya melihat pamanku di depan masjid. |
|
| 3. Saya pergi ke madrosah bersama bapakku. |
|
Perhatikan kalimat أُمِّي , عَمِّي , أَبِيْ pada contoh-contoh di atas! Kalimat-kalimat itu sepertinya tidak berubah, namun yang sebenarnya berubah. أُمِّي Adalah marfu’, عَمِّي adalah mashub, dan أَبِيْ adalah majrur. I’rob kalimat-kalimat itu adalah muqoddar dikarenakan bersambung (sebagai mudhof, insya Alloh akan datang keterangannya) dengan ya mutakallim(untuk menunjukkan orang pertama/pembicara).
Jenis-jenis I’rob
I’rob ada empat jenis, yaitu:
- Ar Rof’u, kalimatnya disebut marfu’un.
- An Nashbu, kalimatnya disebut manshubun.
- Al Khofdhu/Al Jarru, kalimatnya disebut makhfud/majrur.
- Al Jazmu, kalimatnya disebut majzuumun.
- Al Binaa’.
Yaitu lawan dari I’rob. Atau kalimat yang selalu tetap dalam satu keadaan tanpa ada sebab.
Contoh: كَمْ adalah mabniy (kalimat itu tetap) ‘alas sukun. Karena dia tetap sukun walaupun tidak ada yang mempengaruhinya untuk menjadi sukun.
Mabniy ini ada: mabniy ‘alad dhommi, mabniy ‘alal fathi, mabniy ‘alal kasriy, dan mabniy ‘alas sukun.
Posted in: Arabic Lessons | Tags: Al Ajuruumiyah Tuhfatus Saniyyah, Arabic learning basic daily lessons, Bab Al I'rob, Nahwu Shorof gramatika